
Explore Mount Prau Dieng 15 – 17 Agustus 2014 “Indonesia Merdeka”
Teks by : Tri Atma Rahmani
[alpine-phototile-for-picasa-and-google-plus src=”user_album” uid=”100444202615078164263″ ualb=”6070649131433406913″ imgl=”fancybox” style=”wall” row=”5″ num=”50″ shadow=”1″ border=”1″ size=”260″ align=”center” max=”100″]
Selamat Malam teman setiaku.. 🙂
Malam ini saya akan menceritakan tentang perjalanan beberapa waktu yang lalu tepatnya tanggal 15 – 17 Agustus 2014. Sudah menjadi hobi saya memang untuk pergi traveling mengunjungi tempat – tempat indah di Indonesia tercinta ini. Setiap tahun saya pasti menyempatkan diri untuk mengambil beberapa hari libur untuk traveling. Saya senang mengunjungi tempat wisata di Indonesia terutama wisata alamnya, sangat indah, saya bersyukur tinggal di negara Indonesia tercinta ini dengan berbagai macam demografi wilayah, dan budaya dari masing – masing daerah, itu semua membuat Indonesia semakin kaya. Kekayaan alamnya yang sangat luar biasa, tidak hanya untuk dinikmati pemandangannya tapi juga kita jaga kelangsungan hidupnya agar dapat memberikan manfaat dan wawasan kepada penerus bangsa nantinya.
Kali ini saya akan bercerita tentang perjalanan ke Gunung Prau, Dieng, Jawa Tengah. Awal perjalanan ini bermula dari keinginan di trip sebelumnya yang sudah panas – panasan di beberapa pantai di Pacitan Jawa Timur, kali ini saya mencoba ke wilayah pegunungan dengan udara yang sejuk dan dingin. Berkat kerajinan saya dan teman – teman mencari paket paket trip di internet kami pun menemukan tujuan wisata berikutnya yaitu Gunung Prau Dieng Jawa Tengah. Masih dengan formasi yang sama dengan trip pacitan sebelumnya, tapi kali ini Rendy ga bisa ikut dalam perjalanan ini karena sakit, jadilah kita power puff girls (Atma, Raes, Devri) yang ikut dalam perjalanan ini.
Perjalanan kali ini kami menggunakan jasa trip Agent, salah satu teman Raes merekomendasikan salah satu agent trip ini namannya ngebolang trip. Singkat cerita akhirnya setelah setuju dengan harga yang ditawarkan kami pun membayar DP ke agent trip tersebut. Kami memilih untuk menggunakan transportasi kereta api dari jakarta ke purwokerto dan begitu juga kembalinya, walaupun sebenarnya agent trip menyediakan transportasi menggunakan bus untuk kesana namun kita memilih naik kereta karena lebih cepat dan nyaman.
Jumat 15 Agustus 2014, Kami pun sudah siap untuk memulai perjalanan ke Dieng. Kami menaiki kereta Bisnis Purwojaya yang berangkat dari Stasiun Pasar Senen pukul 22.10 WIB. Kami berkumpul di stasiun pasar senen pukul 21.00 WIB karena harus cetak tiket terlebih dahulu. Seteah berkumpul dan mencetak tiket kami pun sempatkan makan malam dulu di stasiun karena semuanya sama sama langsung dari kantor ga pulang dulu ke rumah. Setelah pukul 22.00 WIB kami pun bergegas masuk ke peron kereta, setelah kereta masuk ke peron kami pun langsung menaiki kereta dan mencari kursi yang memang kita pesan. Akhirnya sampai juga di tempat duduk kita. tepat pukul 22.10 WIB Kereta kami pun berangkat. Tak terasa lama karena pukul 03.30 pagi kami sudah tiba di stasiun purwokerto. Karena kami tiba di purwokerto lebih dulu dengan rombongan lain yang naik Bus akhirnya kami menunggu dulu sampai pagi di stasiun. Setelah jam 6 Pagi karena rombongan Bus mengalami kendala sehingga terlambat sampai di lokasi pertemuan pertama. Akhirnya kami pun memutuskan untuk keluar dari stasiun purwokerto dan menuju terminal Bus untuk melanjutkan perjalanan ke Wonosobo, tempat meeting point kedua setelah Jakarta.
Tak butuh waktu lama sekitar 15 menit perjalanan menggunakan taksi dari stasiun purwokerto menuju terminal Bus. Sesampainya di terminal bus purwokerto kami pun bertemu dengan rombongan trip kami juga yang memang tinggal di purwokerto, akhirnya kami pun berangkat menuju wonosobo bareng. Yoga dan Senri mereka teman perjalanan di trip ini, sepasang kekasih, hehehe…
Mungkin sekitar 2 jam kami pun tiba di terminal wonosobo, saya lupa kapan waktu tepatnya tiba disana kalau ga salah sekitar pukul 10.00 Pagi. Rombongan trip dari Jakarta dengan Bus belum juga tiba, akhirnya kami putuskan untuk istirahat di terminal wonosobo sambil sarapan. Setelah sarapan dan ngobrol dengan masyrakat setempat akhirnya kita pun ke mushola dan istirahat disana sambil menunggu rombongan Jakarta. Tak terasa waktu sholat dzuhur pun tiba kami pun segera sholat dzuhur, setelah sholat dzuhur rombongan Jakarta puntiba. setelah semua berkumpul akhirnya perjalanan kita lanjutkan menuju Dieng.
Satu jam perjalanan kita habiskan dari terminal wonosobo menuju Dieng. Sesampainya di Dieng karena waktu sudah sore kami pun langsung menuju lokasi wisata pertama yaitu gardu pandang Telaga Warna, dari sini kita dapat melihat keindahan Telaga alami dua warna Dieng. Siang menjelang sore itu cuaca sangat cerah, sehingga dinginya pun cukup menggigit kulit dan menusuk tulang. Puncak Musim Kemarau di Dieng membuat suhu di Dieng jauh lebih dingin dari hari biasa. Selesai mengabadikan beberapa foto di Telaga warna dan menikmati keindahannya kami pun segera kembali ke mobil dan berangkat menuju homestay. Setelah sampai di Home Stay pun kami semua dipersilahkan untuk mandi dan berkemas kembali untuk segera menuju perjalanan utama yaitu hiking di Gunung Prau Dieng Jawa Tengah.
Sekitar pukul 17.00 kami pun memulai perjalanan utama ke Gunung Prau Dieng tak lupa doa kita panjatkan sebelum memulai langkah pertama menuju Gunung Prau Dieng. Tak terasa perjalanan dari homestay sampai di pintu masuk Gunung Prau Dieng waktu sudah menunjukkan pukul 18.00, tepat saat maghrib. Perjalanan tetap kita lanjutkan karena hari semakin gelap, perjalanan dari homestay melewati lokasi perkebunan milik warga sekitar. Pemandangan yang sangat indah dikala senja dan dengan suhu yg ekstrem dinginnya.
Trek yang kita tempuh sebenernya sudah trek paling dekat karena kita memulai treking sudah di ketinggian 2000 mdpl, namun karena terjalnya medan yang kita tempuh dan kebanyakan perempuan di rombongan dengan pengalaman pas pasan naik gunung akhirnya perjalanan pun berlangsung lambat. Saya masih ingat betul setelah maghrib dinginya semakin menjadi suhu sudah menunjukkan dibawah 10 derajat celcius. Saya dan teman teman sudah menggunakan jaket lengkap, kupluk kepala, dan sarung tangan polar tapi tetap saja dinginnya sangat terasa.
Hampir 80 persen jalan yang kita tempuh menanjak berbatu dengan jalur pejalan kaki yang sempit, ditambah itu malam hari seingga semuanya gelap hanya lampu senter yang kita pegang dengan cahaya bulan yang menerangi. Satu yang saya kagumi malam itu, langit sangat cerah sekali hamparan bintang dan gugusan bintang sangat jelas terlihat di langit Dieng malam itu, Subhanallah.. Bersyukur saya sempat merasakan semua hal itu.
Perjalanan saat itu diisi dengan berbagai macam ekspresi, dari mulai senang, kedinginan, kaki kram, laper, hidung ingusan, lelah, susah nafas semua jadi satu malam itu. Semakin malam angin semakin kencang berhembus dingin semakin menusuk tulang, Saya hampir kalah malam itu, tapi saya teguhkan dalam hati kalau kita semua harus terus berjalan atau mati kedinginan disitu. Pelan pelan kita terus berjalan. sekitar pukul 22.30 WIB kami tiba di lokasi camping, akhirnya kita langsung masuk ke tenda masing masing pasang sleepng bag selimut jaket penutup kepala dengan rapih. Tanpa aba aba saya langung meringkuk di tenda karena kedinginan, berusaha untuk tertidur malam itu. Keluar dari tenda malam itu hal yang paling dihindari. Dinginnya luar biasa, bahkan menyentuh 0 derajat celcius malam itu.
Sabtu 16 Agustus kami pun tiba di Puncak Gunung Prau Dieng Jawa Tengah. Bulan serasa hanya satu gapaian saat itu, langit sangat cerah malam itu, sungguh sangat indah sekali berada disana. Saat semua berhasil tertidur sekitar pukul 02.00 Pagi, Raes terbangun dan menggigil kedinginan kepanikan menyergap tubuhnya saat itu, alhasil saya dan Devri bangun dan menenangkan Raes agar dapat tertidur kembali setelah akhirnya kita oleskan minyak kayu putih ke badannya. Sekitar pukul 03.00 Pagi Raes sedikit tenang dan bisa tertidur. Sepanjang malam kami memeluk dia agar dia merasa hangat cukup berhasil. Tak terasa pagi pun menjelang, pukul 05.00 kami bangun dan langsung sholat subuh di dalam tenda. Setelah itu kami pun beranikan diri untuk keluar tenda dan menyambut mentari pagi itu. Matahari pun sudah mulai terbit. Keindahan sunrise di puncak gunung prau, perjuangan sampai disana, dan hawa dingin yang teramat sangat tidak akan pernah saya lupakan. Selama beberapa menit kami menikmati sunrise di puncak Gunung Prau. Minggu, 17 Agustus 2014 tepat hari kemerdekaan Indonesia. Dari Jakarta pun kami sudah membawa bendera Merah Putih untuk merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia ke 69.
Setelah matahari semakin meninggi kami pun duduk – duduk di sekitar tenda sambil minum wedang jahe atau susu panas pagi itu. Sarapan di hamparan rumput di puncak Gunung Prau Dieng dihangatkan oeh sinar matahari langsung. Setelah puas menikmati keindahan Gunung Prau Dieng, kami pun bergegas packing kembali untuk bersiap segera turun kembali. Pukul 10.00 Pagi kami pun bersiap dan berda untuk melanjutkan perjalanan turun kembali. Perjalanan turun tidak terlalu melelahkan karena jalan yg kita tempuh hampir seluruhnya turunan sehingga tidak menguras tenaga ekstra. Pukul 13.30 kami pun sudah turun dari gunung Prau dan menuju homestay kembali. Seharusnya saat itu setelah turun dari Gunung Prau kita mengunjungi Candi Arjuna, tapi karena keterbatasan waktu akibat keterlambatan sebelumnya membuat ngebolang trip mencoret tujuan Candi Arjuna. Tapi tak apalah saya dan teman teman juga sudah terlalu lelah dan harus mengejar Bus untuk kembali ke purwokerto. Akhirnya setelah packing ulang kami pun meninggalkan homestay pukul 15.00 WIB.
Perjalanan dari Homestay menuju agen Bus yang akan membawa kita ke purwokerto pun tak terlalu lama, sesampainya disana ternyata Bus sudah tidak ada karena kami tiba terlambat akhirnya dengan inisiatif salah satu teman akhirnya saya, Raes, Devri, Yoga dan Senri menyewa mobil rental menuju stasiun purwokerto karena tujuan kita sama.
Akhirnya pukul 17.00 kami pun segera bergegas ke stasiun Purwokerto. Kami tiba tepat waktu pukul 20.00 kami pun tiba di stasiun Purwokerto. Akhirnya kami berpisah dengan Yoga dan Senri karena mereka tinggal Purwokerto. Saya, Raes dan Devri masih harus melanjutkan perjalanan menuju Jakarta.
Amazing trip, new experience traveling.. 🙂
Sekitar pukul 20.15 kereta purwojaya kami pun berangkat dari purwokerto menuju Jakarta. Perjalanan singkat tapi penuh dengan perjuangan, dari mulai melawan dingin yang ekstrem, lelahnya hiking Gunung Prau dengan medan berbatu menanjak, sampai dicoretnya beberapa destinasi karena kekurangan waktu. Semuanya terkumpul menjadi satu kenangan di lembar ini.
Alhamdulillah masih diberi kesempatan mengalami ini semua, bersyukur.
🙂
Buat para traveler dan backpacker wisata gunung Prau Dieng ini wajib
di coba ya, nikmatin sensasi dinginya dan pemandangan Dieng yang
indah. Tempat beristirahatnya para Dewa katanya. 😀
Sampai bertemu di perjalanan selanjutnya yaa… 🙂
S :
https://aduth.wordpress,com/2014/12/31/explore-mount-prau-dieng-15-17-agustus-2014-indonesia-merdeka/